<meta name='google-adsense-platform-account' content='ca-host-pub-1556223355139109'/> <meta name='google-adsense-platform-domain' content='blogspot.com'/> <!-- --><style type="text/css">@import url(https://www.blogger.com/static/v1/v-css/navbar/3334278262-classic.css); div.b-mobile {display:none;} </style> </head><body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/5591682808013880391?origin\x3dhttp://kupukupulangit.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

ME

♥ Chrestella Tan ♥
hates cigs. hates onions. loves green. loves chocolate. loves seeing hot dudes. loves to write. loves to read. loves LIFE. .
Loves YOU.



blog roll

Suwito
Andreas Harsono
Lia Novita
Noviandita
Robby Nugroho
Ainun Fitri
Dominika Irene
Ahmad Taufik
Fahri Salam
Budi Setiyono
Basilius Triharyanto
Siti Nurrofiqoh
Raditya Dika
Dee



recent post



archives

♥December 2008
♥July 2009
♥August 2009
♥September 2009
♥October 2009



♥20081209

Tentang Mama

Kenapa Mama Harus Pergi?

Mamaku adalah seorang wanita sederhana kelahiran Cirebon, 9 April 1950. Keluarganya bukanlah keluarga berada, sehingga ketika kecil mama harus ikut mencari nafkah dengan berjualan kain berkeliling kampung. Pada usia mama yang kelima belas, nenek saya meninggal akibat kanker payudara. Tak lama setelah itu, kakek saya pun meninggal karena penyakit stroke.

Akhirnya, mama pergi ke Bandung untuk mencari pekerjaan. Mama saat itu diterima di PT.Kahatex. Beberapa tahun bekerja di Kahatex, mama lalu dimutasi ke PT. Ever Shine Tex Bogor. Mama menikah dengan papa pada tanggal 16 September 1986 dan menetap di Jakarta. Pada tahun 1992, ketika saya berusia 2 tahun, kami sekeluarga pindah ke Cibinong.

Kejadian yang melekat di ingatan saya adalah ketika berusia 7 tahun, mama saya terkena kanker payudara. Ia menjalani operasi di Rumah Sakit Dharma Nugraha-Rawamangun. Kala itu, dokter mengangkat payudara kirinya. Setelah terkena kanker payudara, kesehatan mama tidak bermasalah hingga di usia saya yang kesepuluh, mama terkena kanker usus besar.

Pada tahun 2000, Mama menjalani operasi di Rumah Sakit Medistra selama hampir 7 jam. Ketika saya menjenguk mama di ruang ICU, saya menangis karena tidak tahan melihat begitu banyak selang dan jarum yang menempel di tubuh mama. Mulut mama dipasang selang yang begitu besar, mungkin diameternya sebesar ibu jari saya. Mama bernafas dengan bantuan selang oksigen. Namun, ditengah keadaan yang seperti itu, mama masih sempat menanyakan sekolah saya. Ia menggerak-gerakkan jemarinya di udara, saya tidak mengerti. Menurut papa, mama menanyakan PR saya, apakah sudah selesai atau belum. Saya hanya mampu menjawab disela isakan saya, “Sudah.”

Sejak operasi hari itu, mama harus menggunakan kantong di sebelah kiri perutnya untuk buang air besar. Ketika saya berusia 15 tahun, pada April 2005, penyakit kanker usus besar mama kambuh lagi. Saat itu, mama saya memutuskan untuk berobat ke Singapur selama hampir satu bulan dan meninggalkan saya dengan pembantu di rumah.

Sepulang dari Singapur, mama memberitakan kabar mengejutkan bahwa dokter di Singapur memvonis hidup mama tinggal 6 bulan. Sekitar bulan Juni, kesehatan mama mulai menurun, mama sering merasakan sakit di perut dan sulit untuk mendengar. Semakin lama pendengaran mama semakin buruk. Begitu juga dengan penglihatannya. Bagian kanan wajahnya bengkak dan mati rasa.

Memasuki bulan September, mama sudah tidak dapat berjalan lagi dan sulit membuka mulutnya untuk makan. Pernah satu kali mama berdoa, “Tuhan...saya mati saja,saya sudah tidak kuat lagi.”. Di saat-saat seperti itu, saya menangis setiap malam berdoa memohon kesembuhan untuk mama.

Akhirnya, pada tanggal 19 November 2005, mama dibawa ke Rumah Sakit MMC Kuningan. Dokter di MMC mengatakan sel-sel kanker di tubuh mama sudah menyebar dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil, dokter itu juga menyarankan mama untuk dipindahkan ke Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk diobati.

Setelah dipindahkan ke Dharmais, pada tanggal 25 November 2005, pukul 4 pagi papa saya menghubungi saya dan meminta saya untuk tidak pergi ke sekolah dan pergi ke rumah sakit. Setibanya saya di rumah sakit, mama sudah tidak sadarkan diri. Sudah ada kardiogram yang menghitung detak jantung mama.

Ketika sedang duduk di sofa, saya secara tidak sengaja melihat ke arah kardiogram di samping ranjang dan melihat detak jantung mama menurun dengan cepat. Dari 39 ke 10, drai 10 menurun ke 5 hingga akhirnya 0. Tubuh mama bergetar hebat. Papa menggenggam tangan kiri mama, dan saya menggenggam tangan kanannya. Saya dan papa berdoa tiada henti hingga mama akhirnya benar-benar pergi untuk selamanya. Saya dan papa menangis bisu, tanpa isakan, tanpa suara. Hanya air mata yang mengalir.

Sejak kepergian mama, begitu banyak penyesalan dalam hidup karena semasa hidupnya saya bukanlah tipe anak yang dekat dengan orang tua. Saya pun berjanji pada diri saya untuk membahagiakan papa, karena sekarang hanya papa yang saya punya.

****


written at♥14:25