<meta name='google-adsense-platform-account' content='ca-host-pub-1556223355139109'/> <meta name='google-adsense-platform-domain' content='blogspot.com'/> <!-- --><style type="text/css">@import url(https://www.blogger.com/static/v1/v-css/navbar/3334278262-classic.css); div.b-mobile {display:none;} </style> </head><body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/5591682808013880391?origin\x3dhttp://kupukupulangit.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

ME

♥ Chrestella Tan ♥
hates cigs. hates onions. loves green. loves chocolate. loves seeing hot dudes. loves to write. loves to read. loves LIFE. .
Loves YOU.



blog roll

Suwito
Andreas Harsono
Lia Novita
Noviandita
Robby Nugroho
Ainun Fitri
Dominika Irene
Ahmad Taufik
Fahri Salam
Budi Setiyono
Basilius Triharyanto
Siti Nurrofiqoh
Raditya Dika
Dee



recent post

Teks Lagu Downpour
Tugas Deskripsikuu..
Dihatimu,Hari ini, Esok dan Selamanya-Unfinnished
Tentang Mama


archives

♥December 2008
♥July 2009
♥August 2009
♥September 2009
♥October 2009



♥20081215

Aku dan Dia. Selamanya Cinta

Aku bingung. Kenapa aku dan Dia diperkenankan untuk saling mengenal. Dia jawaban dari kebutuhan aku untuk memiliki seseorang yang bisa diajak berbagi segalanya. Untuk diajak berbicara berbagai hal. Politik, agama, kesehatan, masalah sehari-hariku di skeolah, keluarga, semuanya. Rasanya lega ketika beban di hati sudah mau tumpah, aku tahu aku memiliki Dia untuk menangis. Ketika aku tidak tahu arah, ketika aku merasa takut dan bimbang, ada Dia. Ketika Dia tidak ada lagi untukku, aku seperti berjalan pincang ke belakang, bimbang, dan hilang dalam duniaku sendiri.

Aku ingat kala itu masih Desember 2005. Belum sebulan setelah kepergian mama. Aku mengenal Dia lewat dunia maya. Kami saling bertukar nomor handphone. Namun hingga menjelang tutup tahun, aku dan Dia tidak saling menghubungi. Kami menggunakan provider yang berbeda. Mungkin itu satu alasan kenapa aku enggan menghubungi dia.
Suatu malam entah kapan, aku merasa tubuhku perlu istirahat namun mataku enggan terpejam. Waktu baru menunjukkan pukul 11 malam. Iseng, aku miss call semua nomor yang ada di phonebook ku. Termasuk Dia. Dan Dia membalasku dengan sebuah sms. Dan aku merespon smsnya. Dia bilang, Dia sedang lembur. Kala itu Dia masih berada di Solo. Akhirnya kami saling bernostalgia tentang bagaimana kami saling mengenal lewat dunia maya.

Sejak malam itu, aku dan Dia cukup sering berhubungan lewat sms. Hingga sekitar akhir bulan Januari 2006, aku tidak dapat lagi menghubunginya. Nomornya tidak pernah aktif. Dia menghilang. Pergi. Ya sudahlah, toh kami belum mengenal terlalu lama, mungkin Dia jenuh denganku. Biarkan saja.

Untuk beberapa lama, aku melupakannya. Tak pernah lagi mengingat Dia dan berpikir bahwa Dia akan menghilang selamanya dari hidupku. Sampai di akhir Maret 2006, seminggu sebelum bulan April. Dia menghubungiku lagi. Kala itu aku sedang melatih murid-muridku menari untuk sebuah perlombaan di awal bulan April. Dia mengirimkan sebuah sms yang isinya : Halo ketela pu’un,masih inget gw gak? Aku tersenyum membaca smsnya. Ketela pu’un adalah plesetan yang Dia buat untuk mengganti namaku.

Dia menjelaskan padaku bahwa menghilangnya Dia disebabkan kepergiannya ke Amerika untuk beberapa lama. Akhirnya, sms siang itu berlanjut hingga malam dan hari-hari berikutnya. Hubungan kami cukup menyenangkan. Dia orang yang humoris. Menghilangkan kepenatanku di sela-sela kesibukanku sekolah. Ketika kami saling menanyakan asal kami masing-masing, aku terkejut ketika tahu Dia berasal dari P. Satu daerah yang menurutku orangnya tidak begitu ramah dan jauh berbeda dengan karakter Dia yang kukenal.

Suatu malam, Dia bertanya lewat sms : gw boleh nelpon lo gak? Aku jawab boleh. Tetapi aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku ketika mendengar suaranya yang menurutku saat itu, sedikit menakutkan. Aku membayangkan bagaimana rupa orang yang berada dibalik suara itu. Akhirnya, dengan dalih hendak makan malam diiringi suara ketusku, aku memutuskan telepon malam itu.

Walaupun telepon malam itu sempat membuatku ilfil, tetapi hubungan kami masih terus berlanjut. Suatu siang, 13 Juli 2006, aku dan Dia memutuskan untuk berpacaran. Aneh kedengarannya. Kami belum pernah bertemu. Tapi rasa nyaman itu sungguh ada. Nyata.

Yang tersirat dibenakku saat itu adalah, ah cuma iseng-iseng doang. Jauh begitu mana mungkin ketemu, paling juga gak sampe sebulan udah putus.

Beberapa bulan setelah kami memutuskan untuk berpacaran, kami saling bertukar foto lewat pos. Setelah itu, Dia bilang Dia makin mencintaiku dan ingin menikahiku. Aku tertawa dalam hati. Ini konyol, pikirku. Menikahi orang yang belum pernah kita temui?

Aku tidak pernah menyadari bahwa sms-sms dan kata-kata gombal yang sering aku ucapkan pada Dia di telepon adalah rasa sayang. Jarak yang memisahkan kami, perbedaan yang ada antara aku dan Dia. Dengan segala alasan itu, rasanya tidak akan tercipta rasa sayang yang sesungguhnya.

Tapi aku rela menunggunya setiap hari mengabariku disela kesibukannya. Aku rela tidak tidur hingga jam satu pagi menunggu janji teleponnnya. Walaupun telepon itu hanya berdurasi beberapa menit saja. Kala bulan puasa, aku yang tidak menjalankan ibadah puasa, rela meneleponnya jam 3 pagi untuk membangunkannya sahur. Dan pada suatu sore di akhir tahun 2006, Dia mengirimkan sebuah sms yang berisi kalau Dia sedang sakit parah dan harus dioperasi. Tanpa ba bi bu lagi, air mataku tumpah sudah. Dan sayang itu memang nyata. Aku tidak mau mendengar Dia sakit, aku tidak mau mendengar Dia bersedih, dan aku tidak mau kehilangan Dia.

Jumat, 12 Januari 2007 Dia datang ke Bogor. Sungguh sesuatu yang unbelievable. Dia rela menempuh jarak sejauh itu hanya untuk menemuiku seorang. Seberharga itukah aku untuk Dia?

Betapa gugup dan takutnya aku ketika aku sampai di depan kamar tempat Dia menginap. Jangankan mengetuk pintu, rasanya ingin segera pulang dan mengurungkan niatku untuk menemuinya.

Namun ketika pada akhirnya pintu itu terbuka, dan kami saling bertemu. Yang hadir adalah rasa canggung di antara kami. Aku tidak berani berkutik didepannya, begitu juga Dia yang hanya diam. Tapi hal itu tidak berlangsung lama. Segalanya terasa begitu cepat, hingga di hari terakhir kami bertemu sebelum Dia pergi ke Jakarta aku sungguh tidak ingin berpisah dengannya.

Sejak perjumpaan kami, kami makin saling mencintai. Bahkan Dia pernah berkata akan menikahiku selulus aku SMA. Ini gila. Kami terakhir bertemu 24 Februari 2007, setelah itu aku tidak pernah lagi berjumpa dengan Dia. Dia memutuskan hubungan kami 24 Maret 2007, katanya perbedaan kami terlalu jauh dan tidak mungkin dipersatukan.

Tetapi kami masih saling berhubungan tanpa status walau cinta itu masih ada. Akhir 2007, ayahnya di Yogyakarta meninggal. Dia sempta meminta waktu padaku untuk tidak diganggu setelah kepergian ayahnya.

Dan suatu siang, Januari 2008, Dia mengirimkan sebuah sms yang isinya mengatakan dia akan menikah dengan seorang gadis pilihannya pada bulan April. Perasaanku hancur. Aku menangis. Membanting semua barang yang berada dikamarku. Menangis sepanjang hari itu. Menangis ketika aku bangun tidur, mau tidur, kapanpun setiap aku mengingat Dia. Sampai rasanya tangispun sudah cukup dan airmata serasa habis, tak ada lagi tangis ketika ku mengingat rencana pernikahannya selain nafas yang sesak.

Namun sering Dia mengatakan kepadaku, betapa bimbangnya Dia dengan pernikahannya. Dia mengatakan Dia mencintai aku, tapi disisi lain Dia harus menikah. Satu sore, Dia memberitakan kabar bahwa pernikahan itu gagal. Rencana pernikahan itu bubar.

Jahatnya aku, aku malah merasa lega di hati. Tetapi, ketika tahu Dia menangis, bersedih dan terluka karena kegagalannya, aku menangis lebih biru lagi. Sudah sekian kali Dia berjanji akan datang menemuiku, namun janji itu palsu.

Bahkan ketika Dia menginap di salah satu hotel termahal di Jakarta untuk urusan pekerjaan, aku tidak diijinkan untuk menemuinya. Padahal hanya setengah jam perjalanan jarak kami kala itu. Sungguh menyakitkan.

Kini Dia menghilang. Terhitung sejak tanggal 27 September 2008, Dia tidak pernah membalas sms ataupun menjawab teleponku. Aku menangis dalam ketidakpastian dan ketidaktahuan. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku tidak tahu.

Namun alangkah bahagianya ketika 13 Desember pagi, aku mengirimkan sebuah sms kepadanya yang berisi kalau aku sedang membuat sebuah tulisan dan kuharapkan doa serta restunya, Dia membalas pesan itu dengan satu kalimat : “Aku yakin kmu pasti bisa.”

Satu kalimat itu menunjukkan bahwa Dia tidak melupakanku. Bahwa mungkin, sesungguhnya, rasa itu masih tersimpan. Sebaris kalimat pendek itu mencerminkan dukungan yang artinya luar biasa besar untukku. Aku berjanji untuk Dia, aku akan menjadi yang terbaik untuknya. Maka, di sinilah kami, berdiri pada dua jalan berbeda, dengan cinta nyata yang tersimpan di hati. Selamanya.

Tambahan :
Tanggal 3 Agustus lalu, kami berjanji : seumur hidup tidak akan pernah melupakan satu sama lain, kecuali kami amnesia. Akan dikenang. Selamanya.

*) Baca juga : Aku dan Dia. Satu Jam Saja.

This is a song for Dia : *and each words mean so real to me*

Never Gone

The things we did, the things we said
Keep coming back to me and make me smile again
You showed me how to face the truth
Everything that's good in me I owe to you

Though the distance that's between us
Now may seem to be too far
It will never seperate us
Deep inside I know you are

Never gone, never far
In my heart is where you are
Always close, everyday
Every step along the way
Even though for now we've gotta say goodbye
I know you will be forever in my life (yeah)
Never gone

No no no
I walk alone these empty streets
There is not a second you're not here with me
The love you gave, the grace you've shown
Will always give me strength and be my cornerstone

(Somehow)
Somehow you found a way
To see the best I have in me
As long as time goes on
I swear to you that you will be

Never gone, never far
In my heart is where you are
Always close (always close)
Everyday (everyday)
Every step along the way
Even though for now we've gotta say goodbye
I know you will be forever in my life (in my life yeah)

Never gone from me
If there's one thing I believe (I believe)
I will see you somewhere down the road again

Never gone, never far
In my heart is where you are
Always close (always close)
Everyday (everyday)
Every step along the way
Even though for now we've gotta say goodbye (yeah yeah)
I know you will be forever in my life (in my life)

Never gone, never far
In my heart (in my heart is where) is where you are (you are)
Always close, everyday
Every step along the way

Never gone, never far
In my heart is where you are


written at♥13:22