<meta name='google-adsense-platform-account' content='ca-host-pub-1556223355139109'/> <meta name='google-adsense-platform-domain' content='blogspot.com'/> <!-- --><style type="text/css">@import url(https://www.blogger.com/static/v1/v-css/navbar/3334278262-classic.css); div.b-mobile {display:none;} </style> </head><body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d5591682808013880391\x26blogName\x3d::butterfly.flies.in.the.sky::\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://kupukupulangit.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_GB\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://kupukupulangit.blogspot.com/\x26vt\x3d1374428785504328993', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

ME

♥ Chrestella Tan ♥
hates cigs. hates onions. loves green. loves chocolate. loves seeing hot dudes. loves to write. loves to read. loves LIFE. .
Loves YOU.



blog roll

Suwito
Andreas Harsono
Lia Novita
Noviandita
Robby Nugroho
Ainun Fitri
Dominika Irene
Ahmad Taufik
Fahri Salam
Budi Setiyono
Basilius Triharyanto
Siti Nurrofiqoh
Raditya Dika
Dee



recent post

Aku dan Dia. Selamanya Cinta
Teks Lagu Downpour
Tugas Deskripsikuu..
Dihatimu,Hari ini, Esok dan Selamanya-Unfinnished
Tentang Mama


archives

♥December 2008
♥July 2009
♥August 2009
♥September 2009
♥October 2009



♥20081215

Rana dan Banyu-Unfinnished

Satu...

Matamu yang jernih,membuatku mampu menembus seluruh celah jiwamu..

September 2007

Bus Kota

06.37 WIB

Aku Kirana,aku seorang perempuan biasa yang bekerja sebagai wartawan sebuah majalah fashion di Jakarta. Pagi ini aku berangkat begitu pagi,jam setengah tujuh dari rumah. Padahal biasanya aku berangkat jam delapan. Bus yang aku tumpangi pun lumayan sepi. Ini semua karena kecerobohanku meninggalkan laptop di meja kantor. Padahal, didalamnya ada artikel yang bahkan belum setengah jadi dan harus diserahkan pada editor jam setengah sepuluh nanti. Hwoaamm..!Ngantuk sekali. Untuk mengusir rasa kantuk,aku pun mengalihkan pandangan ke jalan,menyaksikan manusia-manusia di luar sana yang dengan hiruk pikuknya menghadapi hari di Jakarta.

Dengan pandangan yang masih tertuju ke luar jendela,aku merasakan seseorang duduk mengisi kekosongan bangku di sebelahku. Dari harum tubuhnya yang begitu maskulin aku tahu bahwa yang di sebelahku adalah seorang pria,namun entah kenapa aku hafal wangi parfum ini. Aku merasa mengenal pria ini. Lalu ketika dia menyebut namaku dengan suaranya yang berat tapi lembut itu, aku semakin yakin kalau aku memang mengenalnya.

"Rana..."

Aku pun menoleh dan seketika itu aku mendapati seorang pria yang dulu amat ku kenal dan sudah lima tahun tak kujumpai.

"Banyu?"

"Kirana Mentari?"

"Iya.Kamu Banyu kan?"

Akhirnya lelaki itu menjabat tanganku. Ia tersenyum. Senyumnya masih seperti dulu.

"Rana,gak nyangka ketemu kamu disini.Udah lama banget kita gak ketemu.Kok kamu masih ingat sama aku?"

Aku gantian mengulas senyum.

"Aku mana bisa lupa sama kamu.Hehehe..gimana kabar kamu?"

"Baik-baik aja kok.Mau kerja?"

"Iya.Sekarang aku jadi wartawan di majalah U+ .Kamu sendiri?"

"Wah,aku gak mau kalah dong sama kamu,aku jadi editor di CityPost."

"Lho?CityPost kan satu gedung dengan U+?Kok kita malah ketemu di sini ya? Aneh juga kalau dipikir-pikir. Hehehe..."

Banyu tertawa. Ada rasa rindu yang menyelinap batinku kala mendengar tawa itu.

“Hahaha,iya juga ya?Jelas aja gak ketemu di kantor, aku kan baru sebulan di CityPost, dulu aku editor di InfoBisnis. Tapi, gak elite banget ya ketemunya di bus kota. Gak apa-apa deh. Kalau perlu nanti aku catat plat nomor bus nya,biar ingat kalau bus ini jadi tempat kita ketemu lagi setelah 5 tahun gak ketemu.”

“Kamu ada-ada aja!Emangnya aku artis sampe harus dicatat segala nomor bus nya?”

Bus yang mereka tumpangi sudah sampai di tempat pemberhentian.Mereka berduapun lalu turun.Dari tempat mereka turun mereka masih harus berjalan beberapa ratus meter ke kantor karena kompleks gedung Star Media Group terletak di dalam sebuah kawasan bisnis private yang tidak dilalui kendaraan umum kecuali ojek.

"Oh iya Rana,rumah kamu masih sama kayak dulu?"

"Masih,tapi sekarang aku tinggal dirumah tante,biar gak terlalu jauh ke kantor."

"Mmm...mobil aku kan udah seminggu di bengkel,tapi nanti siang udah bisa diambil. Kalau nanti sore aku antar kamu pulang gimana?"

Duh,kok 'ni orang pake nawarin anter pulang segala sih?Kayak gue pacarnya aja.Tapi jangan ge-er dulu,dari dulu kan dia emang baik sama semua orang.Hehehe..

"Ok,terserah.Nanti kalau aku memang langsung pulang dari kantor aku hubungi kamu."

"Ok."

"Nomor hp kamu...?"

Kirana dan Banyu mengucapkan kalimat itu hampir bersamaan.Lalu keduanya tersenyum dan saling memandang. Lama keduanya terdiam,Rana pun memulai pembicaraan.

"Nomor aku 081808280828."

"Bagus banget nomornya. Nomorku 0817000777."

"Alaah..kamu! Pake acara bilang nomor aku bagus,ga ngaca kalau nomor hp kamu jauh lebih bagus. Hehehe..ya udah,kita pisah di sini ya. Kantor kita kan beda gedung.Bye."

"Ok.Bye."

Kirana melamun sambil mengetuk-ngetukan pensil di mejanya. Ia bingung karena tak ada yang harus dikerjakannya. Artikel kemarin sore sudah selesai. Janji wawancara dengan dokter kecantikan untuk rubrik Health&Beauty masih 1 jam lagi. Lalu pikirannya tertuju pada sebuah pertemuan di bus pagi tadi. Pertemuan singkat namun berujung nostalgia dengan seseorang yang dulu amat dikenalnya.

Banyu,lengkapnya Banyu Langit. Entah kenapa ia diberi nama begitu,jika dilihat maknanya,namanya bukanlah satu kesatuan. Banyu berarti air,sedangkan langit? Ya tetap saja langit. Walaupun begitu, namanya tetap saja indah didengar.

Banyu Langit,seorang mantan kekasihku sewaktu aku SMU dulu. Kala itu aku masih 17 tahun,dan Banyu sudah 23. Aku dulu pernah cinta mati padanya. Namun setelah 7 bulan berpacaran, aku merasa jenuh. Banyu mungkin seorang calon suami idaman, tapi pada umurku kala itu dia bukanlah tipe pacar impian. Semuanya serba mulus. Tak ada pertengkaran, tak ada kesalahan. Semuanya begitu sempurna. Namun terkadang kesempurnaan menjemukan. Kesempurnaan itu menjelma seperti sayur tanpa garam. Begitu hambar, begitu datar. Namun bagaimanapun juga,semua itu hanyalah masa lalu.

Handphone-nya berdering. Calling : Banyu

"Halo,Banyu?Kenapa?"

"Gak ada apa-apa.Nanti mau makan siang bareng gak?Aku gak ada temen nih.Namanya juga baru sebulan kerja disini.Hehehe.."

"Umm,gimana ya?Aku sih sebenarnya pengen nemenin kamu makan,tapi kayaknya siang ini aku makan diluar deh.Karena ada janji wawancara sama dokter kecantikan pas jam makan siang. Maaf ya."

"Oh gitu. Ya gak apa-apa. Sukses wawancaranya ya! Daahh.."

"Dadaah..."

♠♠♠

Kofie Toffie

13.15 WIB

“Terima kasih atas waktunya,Mbak.”

“Sama-sama. Lain kali kalau ada yang bisa saya bantu jangan ragu untuk menghubungi saya. Saya pelanggan setia majalah U+, jadi saya dengan senang hati membantu kemajuan majalah ini.”

Dokter Alika tersenyum. Wawancara siang ini dengan Kirana menurutnya begitu menyenangkan. Ia janji makan wawancara kali ini tak akan ia lupakan, begitu juga dengan Kirana.

“Kalau begitu, saya permisi dulu, Mbak. Kapan-kapan kita ngobrol-ngobrol lagi. Selamat siang.”

“Ok.”

♠♠♠

Kantor Majalah U+

15.55 WIB

Rana duduk di hadapan atasannya, Mas Eko. Tidak biasanya Mas Eko mau berbicara langsung dengan wartawan majalahnya seperti ini, biasanya ia selalu menitipkan pesan kepada asistennya. Pasti ada urusan penting.

“Ada apa,Mas?”

“Rana, saya tahu kerja kamu cukup bagus. Kamu juga belum pernah mengecewakan U+. Maka, saya secara langsung meminta kamu untuk meliput suatu acara.”

“Mmm…acara apa,Mas?”

“Sebenarnya acaranya masih bulan Desember. Tapi saya sengaja memberitahu kamu dari sekarang supaya kamu bisa menyiapkan diri.”

Haduh…kok pake acara menyiapkan diri segala? Jangan-jangan gue disuruh ngeliput narapidana pesta tahun baru lagi?

“Ada dua acara penting yang harus kamu liput. Yang pertama pre-party Spin Out di Jakarta tanggal 27 Desember di X3. Yang satu lagi, Spin Out di Singapore tanggal 4 Januari. Yang tanggal 27 Desember jam 10 malam sampai jam 7 pagi. Nah, kalau untuk yang di Singapore, acaranya itu jam 8 malam sampai jam 8 pagi. Kamu berangkat tanggal 26 Desember jam 8 pagi menggunakan Singapore Airlines.Beberapa Dj Indonesia juga ada yang berkesempatan manggung di sana. Kamu bisa cari-cari informasi dulu. Berhubungan dengan peliputan Spin Out ini, mulai tanggal 15 sampai 26 Desember kamu saya bebastugaskan.”

“Ok. Saya akan berusaha semaksimal saya. Terima kasih atas kepercayaannya. Kalau sudah selesai saya permisi dulu,Mas.”

Mas Eko hanya diam dan mengganguk-anggukkan kepala. Rana pun keluar dari ruangan itu sambil tidak percaya. Gue ngeliput Spin Out?Pesta Dj paling gede se-Asia? Haduh…pasti seru banget deh. Gak nyangka aja gue kok bisa-bisanya gue yang kepilih. Duh senangnya!

♠♠

Lobby U+

17.05 WIB

Banyu sudah menunggu di depan lobby kantor ketika Rana hendak pulang kantor. Rana sendiri lupa kalau hari ini Banyu yang akan mengantarnya pulang. Ia tidak mampu menyembunyikan rasa terkejut di wajahnya ketika Banyu memanggil namanya.

“Rana....”

“Banyu? Oh...kamu jadi antar aku pulang?”

“Jadi dong. Kan aku udah janji sama kamu tadi pagi. Yuk!”

Mobil Banyu

17.25 WIB

“Na, mau makan dulu gak?”

Rana terdiam. Bimbang. Sebenarnya ia lapar. Tapi rasanya jika hari ini harus makan malam dengan Banyu ia tidak rela. Walaupun dulu ia yang memutuskan meninggalkan Banyu, tapi ia takut rasa sayang yang dulu pernah ada untuk Banyu kembali lagi. Rana tipe orang yang mudah tertarik dengan orang lain.

“Gimana ya? Emm..emangnya mau makan di mana?”

“Aku tau tempat makan enak, restoran seafood gitu. Kamu kan doyan banget seafood. Ada di daerah Slipi, namanya Fishy Yummy.”

“Lucu banget namanya, hehehe....mmm, boleh deh kita makan dulu. Habis makan aku langsung pulang ya, mau ngerjain artikel hasil wawancara tadi siang.”

“Ok,bos!!”

Sikapnya yang begitu lembut dan perhatian, senyumnya yang begitu menenangkan,pengertian yang tiada berbatas dan kesetiaan yang tak pernah tergoyahkan. Lama aku hidup sendiri, menikmati indahnya kesendirian bersama teman dan keluarga, tiba-tiba aku merindukan sesosok lelaki seperti itu. Seperti Banyu. Oh shit!! Jangan!! Jangan sampai aku jatuh cinta lagi padanya!! Gimana kalau aku sampai menyakiti hatinya lagi? Mana aku tega menyakiti lelaki sebaik dia?

Rana pun menyadrai satu hal. Dua tahun ini ternyata dia sendiri. Sejak kepergian kekasihnya Dewa yang meninggalkannya demi menikahi perempuan lain, ia tidak pernah lagi menjalin hubungan spesial dengan laki-laki. Kini ketika ada Banyu yang memberikan perhatian lebih, ia merasa spesial. Merasa bahwa kehadirannya di dunia tidak hanya untuk ayahnya seorang.

♠♠♠

Dua...

Hatimu putih,seputih awan pagi ini yang menemani awal hariku..

President Restaurant

19.12 WIB

Malam ini Rana dan Banyu ada janji makan malam. Ini sudah makan malam yang kesekian kalinya sejak pertemuan di bus kala itu. Rana sendiri bingung, kenapa dia justru merasa nyaman jika berada di samping Banyu,padahal dulu ketika mereka pacaran saja Rana tak jarang merasa risih jika sedang bersama dengan Banyu.

Kali ini makan malam mereka bertempat di President Restaurant. Sebuah restoran bintang lima yang terletak di sebuah hotel di kawasan Sudirman.

“Banyu,kamu kenapa sih selalu ngajak aku makan malam di restoran-restoran mewah gini? Kali-kali makan di tukang pecel juga gak apa-apa kok. Hehehe...”

Banyu tertawa renyah.

“Kamu jangan ngomongin tukang pecel dong di restoran mewah gini. Malu tau! Hehehe...lagian khusus untuk malam ini aku gak mungkin ngajak kamu makan malam di tukang pecel, malam ini kan malam spesial.”

“Spesial apa? Aku gak ulang tahun ah. Seingat aku juga kamu ulang tahun tanggal 5 Agustus kan? Sekarang baru tanggal 3 November.”

Banyu hanya tersenyum simpul. Dari sorot matanya Rana tahu Banyu menyembunyikan sesuatu entah apa. Duh! si banyu ngapain sih? Apaan coba spesial-spesial? Deg-degan nih gue.

Rana memasukkan potongan terakhir kakap saus cognac nya ke dalam mulut. Es krim vanilla pesanan Rana dan Banyu untuk dessert pun datang.

“Rana.....”

“Banyu....”

“Kamu kok malah balik panggil aku sih? ”

Rana tertawa. “Lagian kamu cuma panggil nama aja. Ya aku balik panggil nama kamu gitu. Hehehe...”

“Kamu inget kan tadi aku bilang malam ini adalah malam yang spesial?”

Haduh....apa-apaan sih nih si Banyu?Gue gak demen nih yang begini-begini.

“Iya, aku inget. Emang kenapa sih? Kamu jangan sok-sok misterius gitu deh. Bikin penasaran aja.”

“Aku tahu kamu suka segala sesuatu yang to the point. Makanya aku gak akan bikin kamu penasaran lagi.”

Banyu menggenggam jemari Rana. Rana merasakan dingin luar biasa.

“Na....sebenarnya dari dulu kita putus itu, aku belum pernah lagi menyayangi seseorang seperti waktu aku sayang sama kamu. Memang aku udah beberapa kali pacaran setelah itu, tapi belum ada yang bikin aku bisa sayang sama orang kayak kamu. Bener-bener sayang dari hati. Sejak pertemuan kita di bus itu aku udah memutuskan untuk ngedeketin kamu lagi. Aku gak tau gimana perasaan kamu ke aku sekarang, tapi malam ini aku mau tanya sama kamu, kalau kita coba lagi dari awal, membuka lembaran baru lagi, apa kamu mau?”

“Banyu,maaf. Rasanya aku gak bisa kasih jawaban sekarang. Aku gak mau memutuskan sesuatu tanpa berpikir panjang dan nantinya malah salah langkah. Ijinkan aku berpikir setidaknya satu malam ini saja. Aku gak mau kalau sampai suatu saat aku nyakitin kamu kayak dulu.”

“Kamu gak pernah nyakitin aku,Ran. Tapi ok, aku akan memberikan kamu waktu. Terima kasih karena kamu sudah mau mempertimbangkan permintaan aku.”

“Sama-sama.”

♠♠♠


Kamar Rana

22.17 WIB

Ry-ku....aduh, aku harus gimana? Aku bingung. Dia menyatakan ingin kembali. Aku bisa apa? Aku menemukan lagi kenyaman bersama dirinya. Tapi bagaimana jika aku kembali menyakiti dia seperti dulu? Aku bingung. Sungguh bingung. Udah ah, daripada aku takut-takut gini. Takut nyakitin lah takut apa lah. Mendingan gak usah aja ya,Ry? Yaudah, aku bobo dulu ya,Ry.

Rana menutup buku diary kesayangannya, lalu pergi tidur. Ia tidak pernah mau memikirkan sesuatu yang membuatnya bingung. Ia yakin, tanpa perlu dipikirkan panjang-panjang pun ia akan menemukan yang terbaik. Semua hanya masalah waktu.

Kost-kost an Rana

09.22 WIB

Hari ini hari Minggu. Rana sedang malas ke mana-mana. Misi untuk tidur seharian sudah ia rencanakan dari kemarin-kemarin.

Tok...tok..tok..

“Masuk aja, ga dikunci.”

Nia, seorang teman kost-annya. “Ran, ada yang cari kamu.”

“Siapa? Ini kan hari libur, tumben ada yang nyariin. Cewek apa cowok?”

“Cowok. Tinggi banget orangnya. Rambutnya keriting diiket gitu. Dia gak sebut namanya.”


written at♥13:26