<meta name='google-adsense-platform-account' content='ca-host-pub-1556223355139109'/> <meta name='google-adsense-platform-domain' content='blogspot.com'/> <!-- --><style type="text/css">@import url(https://www.blogger.com/static/v1/v-css/navbar/3334278262-classic.css); div.b-mobile {display:none;} </style> </head><body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d5591682808013880391\x26blogName\x3d::butterfly.flies.in.the.sky::\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://kupukupulangit.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_GB\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://kupukupulangit.blogspot.com/\x26vt\x3d1374428785504328993', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>



archives

♥December 2008
♥July 2009
♥August 2009
♥September 2009
♥October 2009



♥20090922

Semu. Akhirnya Nyata. (FIKSI)

Gadis itu berdiri di tepi malam. Melihat gemintang yang cemerlang. Seperti tatapan lelakinya. Lelakinya menatap setajam elang. Namun, indahnya tatapan itu seketika menghilang. Karena di tepi malam, gadis itu hanya sendirian. Dua hari lalu, sebelum malam yang menepi menambah rasa sepi gadis ini duduk bersama lelakinya. Minum kopi bersama. Tertawa. Menangis. Masih bersama.
G(adis) : “Tidakkah kamu sadar? Setiap kata yang kamu ucapkan, merajutkan mimpi-mimpi yang semu?”
L(elaki) : “Lalu, memang kenapa kalau semu?”
G : “Aku tidak suka. Semu berarti palsu. Dan aku yakin kamu paham itu.”
L : “Katakan.”
G : “Apa?”
L : “Katakan maumu. Aku sudah katakana mauku. Menikah denganmu, namun itu jauh lebih semu dari segala ucapanku padamu.”
G : “Aku-mau-hidup-bersamamu. Memangnya harus menikah?”
L : “Kamu jangan bercanda, sayang. Ini negara apa? Kamu lihat kamu hidup di mana?”
G : “Hidup dalam duniaku. Duniamu. That’s all.”
L : “Kamu baik. Cerdas. Tapi aku jahat mengubahmu menjadi seperti sekarang ini. Lebih baik aku pergi. Kamu tahu masa depan kita, jauh lebih semu dari segala ucapanku padamu.”
G : “Jangan. Aku mencintaimu.”
L : “Aku juga. Tetapi cinta harus memilih, bukan?”
Dan lelaki itu memilih meninggalkan gadis sendirian. Meratap malam. Memuja langit. Yang gemintang. Namun tidak cemerlang. Bersyukur pada Tuhan. Bahwa, jika Adam dan Hawa memiliki pilihan. Begitu juga dengan gadis itu. Aku. Berdoa, supaya pilihan gadis itu, tidak membangun mimpi semu. Lagi. Tetapi keindahan nyata. Suatu hari nanti. Di tepian malam yang sepi. Namun, tidak ia tidak lagi sendiri.

written at♥19:37