<meta name='google-adsense-platform-account' content='ca-host-pub-1556223355139109'/> <meta name='google-adsense-platform-domain' content='blogspot.com'/> <!-- --><style type="text/css">@import url(https://www.blogger.com/static/v1/v-css/navbar/3334278262-classic.css); div.b-mobile {display:none;} </style> </head><body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d5591682808013880391\x26blogName\x3d::butterfly.flies.in.the.sky::\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://kupukupulangit.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_GB\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://kupukupulangit.blogspot.com/\x26vt\x3d1374428785504328993', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>



archives

♥December 2008
♥July 2009
♥August 2009
♥September 2009
♥October 2009



♥20090922

This is a story about You (: anyone who feels do ) and me.

Dulu, aku dan Kamu berteman biasa.

Sekarang, aku dan Kamu berteman dekat.

Sahabat. Apakah itu istilah yang tepat?

Mulanya, aku merasakan semua biasa saja. Tak pernah kusadari perasaan yang ada. Hingga teman-temanku menyadarkanku. Kata seorang sahabatku, rasa itu terlihat nyata.

Terwujud dalam setiap kata yang kuucap, terwujud dalam setiap teleponku, terwujud dalam setiap smsku, hingga perhatian-perhatian kecil yang kuanggap wajar.

Hingga suatu hari kau tanyakan padaku, benarkah aku merasakan sayang padamu?
Aku bingung kala itu. Hati kecilku, teman-temanku, lingkunganku, menjawab pertanyaan itu dengan jawaban IYA. Namun hatiku yang lain masih tidak percaya. Bukankah selama ini kita berteman biasa?

30 April 2009, ketika kamu sakit kepala ringan dan kekhawatiran yang aku rasakan berlebihan, aku menyadari kalau aku memang benar sayang.

Lalu, berbagai spekulasi berlomba dalam kepalaku, apakah kamu juga sayang aku? Atau kamu hanya menganggapku teman? Atau malah lain?

Seminggu berlalu setelah hari itu, dan kamu katanya mau mengajakku berbicara. Ada rasa takut. Rasa penasaran. Rasa bimbang. Namun tentu saja, keingintahuanku mengalahkan segalanya. Ketika kau bertanya padamu, kamu hanya diam. Ketika aku memaksa dirimu, amu juga diam. Hanya sebuah lagu yang kamu berikan. Tapi lagu itu terus menjadi kenangan. Rekamannya masih kusimpan. Lagu itu, suaramu. Kukira tanggal 7 Mei sore itu kita memutuskan untuk berteman. Menjadi sahabat setia. Namun sulit rasanya.

Aku sudah terbiasa memperhatikanmu, aku sudah terbiasa disampingmu, terbiasa menyayangimu. Mampukah aku?

Kamu tidak menepati janjimu untuk bertemu dan menyelesaikan tugas bersama pada tanggal 21 Mei 2009. Ketika kutanya kenapa, alasannya demi seorang teman. Temankah itu? Instingku mengatakan lain. Dan ternyata memang benar.

Bukan seorang teman biasa. Dia seseorang yang sangat berarti dihatimu. Yang katanya menghancurkan hatimu. Yang katanya membuatmu menangis. Bahkan kamu menangis di depanku. Jangan kira ku tak tau itu. Airmatamu lebih berharga dari apapun dan ketika kamu menangis, aku menangis lebih perih.

Katamu, “Jangan begitu, jika kamu menangis itu akan menjadi beban dihidupku.”

Oh iya? Benarkah? Bukankah aku bukan siapa-siapa untukmu? Lantas kenapa harus menjadi beban?

Rasa sayangku kepadamu sudah hamper habis. Sikapmu yang lebih banyak mengacuhkan daripada memperhatikanku membuat aku, dan lingkunganku geram. Namun, apa daya? Sayang ini sudah terlalu dalam.

Aku tidak pernah mengharapkan balasan apapun. Segala yang kuberikan untukmu itu tulus adanya. Namun jika kamu sudah membuat pilihan, aku pun juga harus begitu bukan?

Pilihanmu adalah tetap mencintainya, dan pilihanku adalah untuk tetap mencintaimu. Bagaimana?

Jangan minta aku melupakanmu, jangan minta aku untuk tidak menyayangimu. Boleh kamu tolak cintaku, tolak diriku dan semua tentangku, tapi tak satupun mampu menghentikan rasa sayangku. Dan kamu harus tahu itu….

Jika aku kini merangkak pergi tuk lupakanmu, sepertinya semua usahaku sia-sia. Biarkan cinta ini tumbuh, dan mati. Sesuka cinta itu sendiri. Seperti air mata, yang jika mampu menangis, akan menangis demi dirinya sendiri.

written at♥19:40