<meta name='google-adsense-platform-account' content='ca-host-pub-1556223355139109'/> <meta name='google-adsense-platform-domain' content='blogspot.com'/> <!-- --><style type="text/css">@import url(https://www.blogger.com/static/v1/v-css/navbar/3334278262-classic.css); div.b-mobile {display:none;} </style> </head><body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d5591682808013880391\x26blogName\x3d::butterfly.flies.in.the.sky::\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://kupukupulangit.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_GB\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://kupukupulangit.blogspot.com/\x26vt\x3d1374428785504328993', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>



archives

♥December 2008
♥July 2009
♥August 2009
♥September 2009
♥October 2009



♥20090926

Mengenai Kamu. Dulu dan Sekarang. Maafkan Aku.

Kamu tahu? Semalam aku memimpikanmu.

Aku tidak akan bercerita panjang lebar tentang mimpiku kali ini. Mimpi ini jauh lebih panjang dari mimpi-mimpi lainnya.

Namun, dalam mimpiku itu. Kamu bilang Aku membenci Kamu.

Katanya sikapku memuakkanmu. Ya, jujur saja. Aku memang sudah muak denganmu. Bayangkan betapa perasaan ini bermetamorfosa begitu cepat.

Rasa sayang beberapa bulan lalu, dengan cepat berubah menjadi cinta ketika sudah melibatkan air mata. Lalu cinta itu menangis lebih dalam lagi, hingga terluka lalu kadarnya berkurang menjadi rasa sayang. Tetapi sikapmu kian hari kian kekanak-kanakan. Kian bodoh.

Siapa yang tahan melihat orang bodoh yang tidak MAU pintar. Camkan itu! Tidak MAU, bukan tidak BISA.

Kini sayang yang belum lama bertahta, berubah menjadi rasa muak. Malas.

Aku heran.

Mengapa dulu aku jatuh cinta padamu? Bodohkah aku?

Tetapi. Terima kasih. Sudah memberi warna dalam hidupku. Dari merah muda, jingga hingga hitam kelabu. Takkan pernah membentuk sekumpulan warna pelangi, karena Kamu selalu memberikanku hujan. Tiada pernah mereda.

Maka, biarkan hujan. Yang menghapus semua luka, supaya yang tersisa tinggal kenangan indah berdua. Karena aku, aku sungguh tidak mau membenci (lagi).


written at♥15:25